Kurang darah atau anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen sehingga membuat penderita anemia pucat dan mudah lelah. Anemia bisa terjadi sementara atau dalam jangka panjang dengan tingkat keparahan ringan sampai berat. Anemia merupakan gangguan darah atau kelainan hematologi yang terjadi ketika kadar hemoglobin bagian utama dari sel darah merah yang mengikat oksigen berada di bawah normal. Orang dewasa dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinnya di bawah 14 gram per desiliter untuk laki-laki dan kurang dari 12 gram per desiliter untuk wanita. Anemia dengan kadar hemoglobin di bawah 8 gram per desiliter sudah tergolong berat. Kondisi ini disebut dengan anemia gravis. Pengobatan anemia tergantung kepada penyebab yang mendasarinya, mulai dari konsumsi suplemen zat besi, transfusi darah, sampai operasi. Penyebab Anemia Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat atau hemoglobin. Akibatnya, sel-sel dalam tubuh tidak mendapat cukup oksigen dan tidak berfungsi secara normal hipoksemia. Secara garis besar, anemia terjadi akibat tiga kondisi berikut ini Produksi sel darah merah yang kurang Kehilangan darah secara berlebihan Hancurnya sel darah merah yang terlalu cepat Berikut ini adalah jenis-jenis anemia yang umum terjadi berdasarkan penyebabnya 1. Anemia akibat kekurangan zat besi Kekurangan zat besi membuat tubuh tidak mampu menghasilkan hemoglobin Hb. Kondisi ini bisa terjadi akibat kurangnya asupan zat besi dalam makanan, atau karena tubuh tidak mampu menyerap zat besi, misalnya akibat penyakit celiac. 2. Anemia pada masa kehamilan Ibu hamil memiliki nilai hemoglobin yang lebih rendah, tetapi hal ini normal. Meski demikian, kebutuhan hemoglobin meningkat saat hamil sehingga dibutuhkan lebih banyak zat pembentuk hemoglobin, yaitu zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Bila asupan ketiga nutrisi tersebut kurang, maka dapat terjadi anemia yang bisa membahayakan ibu hamil maupun janin. 3. Anemia akibat perdarahan Anemia dapat disebabkan oleh perdarahan berat yang terjadi secara perlahan dalam waktu lama atau terjadi seketika. Penyebabnya bisa cedera, gangguan menstruasi, wasir, peradangan pada lambung, kanker usus, atau efek samping obat, seperti obat antiinflamasi nonsteroid OAINS. Anemia karena perdarahan juga bisa jadi merupakan gejala cacingan akibat infeksi cacing tambang yang menghisap darah dari dinding usus.. 4. Anemia aplastik Anemia aplastik terjadi ketika kerusakan pada sumsum tulang membuat tubuh tidak mampu lagi menghasilkan sel darah merah dengan optimal. Kondisi ini diduga dipicu oleh infeksi, penyakit autoimun, paparan zat kimia beracun, serta efek samping obat antibiotik dan obat untuk mengatasi rheumatoid arthritis. 5. Anemia hemolitik Anemia hemolitik terjadi ketika penghancuran sel darah merah lebih cepat daripada pembentukannya. Kondisi ini dapat diturunkan dari orang tua, atau didapat setelah lahir akibat kanker darah, infeksi bakteri atau virus, penyakit autoimun, serta efek samping obat-obatan, seperti paracetamol, penisilin, dan obat antimalaria. 6. Anemia akibat penyakit kronis Beberapa penyakit dapat memengaruhi proses pembentukan sel darah merah, terutama bila berlangsung dalam jangka panjang. Beberapa di antaranya adalah penyakit Crohn, penyakit ginjal, kanker, rheumatoid arthritis, dan HIV/AIDS. 7. Anemia sel sabit sickle cell anemia Anemia sel sabit disebabkan oleh mutasi perubahan genetik pada hemoglobin. Akibatnya, hemoglobin menjadi lengket dan berbentuk tidak normal, yaitu seperti bulan sabit. Seseorang bisa terserang anemia sel sabit jika kedua orang tuanya sama-sama mengalami mutasi genetik tersebut. 8. Thalasemia Thalasemia disebabkan oleh mutasi gen yang memengaruhi produksi hemoglobin. Seseorang dapat menderita thalasemia jika satu atau kedua orang tuanya memiliki kondisi yang sama. Gejala Anemia Gejala anemia sangat bervariasi, tergantung pada penyebabnya. Penderita anemia bisa mengalami gejala berupa Lemas dan cepat lelah Sakit kepala dan pusing Sering mengantuk, misalnya mengantuk setelah makan Kulit terlihat pucat atau kekuningan Detak jantung tidak teratur Napas pendek Nyeri dada Dingin di tangan dan kaki Gejala di atas awalnya sering tidak disadari oleh penderita, namun akan makin terasa seiring bertambah parahnya kondisi anemia. Kapan harus ke dokter Periksakan diri Anda ke dokter apabila merasa cepat lelah atau mengalami gejala anemia yang makin lama makin memburuk. Bila Anda menderita anemia yang memerlukan pengobatan jangka panjang atau bahkan rutin menerima transfusi darah, maka lakukan kontrol rutin ke dokter untuk memantau perkembangan penyakit. Konsultasikan dengan dokter jika mengalami kondisi yang dapat menimbulkan anemia, seperti penyakit ginjal, gangguan menstruasi, kanker usus, atau wasir. Bagi ibu hamil, menurunnya Hb merupakan hal yang normal. Untuk menjaga kesehatan ibu dan janin, periksakan kehamilan secara rutin ke dokter kandungan. Dokter kandungan akan memberikan suplemen untuk mencegah anemia saat kehamilan. Bila Anda menderita kelainan genetik yang dapat menyebabkan anemia, seperti thalasemia, atau memiliki keluarga yang menderita penyakit tersebut, disarankan untuk konsultasi dengan dokter sebelum berencana memiliki keturunan. Diagnosis Anemia Untuk menentukan apakah pasien menderita anemia, dokter akan melakukan hitung darah lengkap. Melalui tes darah, dokter akan mengukur kadar zat besi, hematokrit, vitamin B12, dan asam folat dalam darah, serta memeriksa fungsi ginjal. Tujuan dari tes tersebut adalah untuk mengetahui penyebab dari anemia. Selain tes darah, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan lain untuk mencari penyebab anemia, seperti Endoskopi, guna melihat apakah lambung atau usus mengalami perdarahan USG panggul, guna mengetahui penyebab gangguan menstruasi yang menimbulkan anemia Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang, guna mengetahui kadar, bentuk, serta tingkat kematangan sel darah dari pabriknya’ langsung Pemeriksaan sampel cairan ketuban saat kehamilan guna mengetahui kemungkinan janin menderita kelainan genetik yang menyebabkan anemia Pengobatan Anemia Metode pengobatan anemia tergantung pada jenis anemia yang diderita pasien. Perlu diketahui, pengobatan bagi satu jenis anemia bisa berbahaya bagi anemia jenis yang lain. Oleh karena itu, dokter tidak akan memulai pengobatan sebelum mengetahui penyebabnya dengan pasti. Beberapa contoh pengobatan anemia atau obat kurang darah berdasarkan jenisnya adalah Anemia akibat kekurangan zat besi Kondisi ini diatasi dengan mengonsumsi makanan dan suplemen zat besi. Pada kasus yang parah, diperlukan transfusi darah. Anemia pada masa kehamilan Kondisi ini ditangani dengan pemberian suplemen zat besi, asam folat, dan vitamin B12, yang dosisnya ditentukan oleh dokter. Anemia akibat perdarahan Kondisi ini diobati dengan menghentikan perdarahan. Bila diperlukan, dokter juga akan memberikan suplemen zat besi atau transfusi darah. Anemia aplastik Pengobatannya adalah dengan transfusi darah untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, atau transplantasi cangkok sumsum tulang bila sumsum tulang pasien tidak bisa lagi menghasilkan sel darah merah yang sehat. Anemia hemolitik Pengobatannya dengan menghentikan konsumsi obat yang memicu anemia hemolitik, mengobati infeksi, mengonsumsi obat-obatan imunosupresan, atau pengangkatan limpa. Anemia akibat penyakit kronis Kondisi ini diatasi dengan mengobati penyakit yang mendasarinya. Pada kondisi tertentu, diperlukan transfusi darah dan suntik hormon eritropoietin untuk meningkatkan produksi sel darah merah. Anemia sel sabit Kondisi ini ditangani dengan suplemen zat besi dan asam folat, cangkok sumsum tulang, dan pemberian kemoterapi, seperti hydroxyurea. Dalam kondisi tertentu, dokter akan memberikan obat pereda nyeri dan antibiotik. Thalassemia Dalam menangani thalassemia, dokter dapat melakukan transfusi darah, pemberian suplemen asam folat, pengangkatan limpa, dan cangkok sumsum tulang. Komplikasi Anemia Jika dibiarkan tanpa penanganan, anemia berisiko menyebabkan komplikasi serius, seperti Kesulitan melakukan aktivitas akibat kelelahan Masalah pada jantung, seperti gangguan irama jantung aritmia dan gagal jantung Gangguan pada paru-paru, seperti hipertensi pulmonal Komplikasi kehamilan, antara lain kelahiran prematur atau bayi terlahir dengan berat badan rendah Gangguan proses tumbuh kembang jika anemia terjadi pada anak-anak atau bayi Rentan terkena infeksi Pencegahan Anemia Beberapa jenis anemia, seperti anemia pada masa kehamilan dan anemia akibat kekurangan zat besi, dapat dicegah dengan pola makan kaya nutrisi, terutama Makanan kaya zat besi dan asam folat, seperti daging, sereal, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau gelap, roti, dan buah-buahan Makanan kaya vitamin B12, seperti susu dan produk turunannya, serta makanan berbahan dasar kacang kedelai, seperti tempe dan tahu Buah-buahan kaya vitamin C, misalnya jeruk, melon, tomat, dan stroberi Selain dengan makanan, anemia akibat kekurangan zat besi juga dapat dicegah dengan mengonsumsi suplemen zat besi secara rutin. Kadar Hb normal setiap orang berbeda-beda, tergantung pada usia dan jenis kelaminnya. Berikut adalah kisaran nilai Hb normal Laki-laki dewasa 13 g/dL gram per desiliter Wanita dewasa 12 g/dL Ibu hamil 11 g/dL. Bayi 11 g/dL Anak usia 1–6 tahun 11,5 g/dL Anak dan remaja usia 6—18 tahun 12 g/dL Untuk mengetahui apakah asupan nutrisi Anda sudah cukup, diskusikanlah dengan dokter spesialis gizi. Bila keluarga Anda menderita anemia akibat kelainan genetik, seperti anemia sel sabit atau thalasemia, konsultasikanlah dengan dokter sebelum merencanakan kehamilan agar kondisi ini tidak terjadi pada anak.
Ada4 komponen dalam keperawatan anak yaitu manusia sehat lingkungan dan keperawatan itu sendiri. Manusia (Anak) anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri. 2. Sehat.
A anemia é uma condição na qual o conteúdo de hemoglobina no sangue fica abaixo do normal, levando à diminuição da capacidade de transporte de oxigênio. A hemoglobina é a substância que nosso corpo utiliza para transportar o oxigênio e é carregada em nosso sangue pelas hemácias ou glóbulos vermelhos. Crianças, gestantes, lactantes, meninas adolescentes e mulheres adultas em fase de reprodução são os grupos mais afetados pela anemia. Contudo, os homens, especialmente os idosos, também podem ser afetados pelo quadro de hemoglobina baixa. Há várias formas de se classificar as anemias. Elas podem ser divididas pelas suas causas, pelas alterações que elas causam nos exames de sangue ou pela gravidade. Mais comumente, explicamos que a anemia pode nascer com o indivíduo anemia hereditária ou pode acometer a pessoa por algo que lhe acontece durante a vida anemias adquiridas.Anemias hereditárias As anemias hereditárias geralmente se relacionam a alterações genéticas na fabricação do glóbulo vermelho – seja da membrana que dá forma ao glóbulo vermelho, seja das substâncias que estão em seu interior – hemoglobina e proteínas enzimas. Neste grupo, temos algumas causas comuns em nossa população, como as talassemias ou anemias do Mediterrâneo, comuns em indivíduos com ascendência italiana, portuguesa e libanesa; ou ainda a anemia falciforme, mais comum, no Brasil, em indivíduos com ascendência africana. Anemias adquiridas As anemias adquiridas podem acontecer por carência de nutrientes, por alterações na medula óssea ou ainda por outra doença que causa anemia por outros mecanismos. Assim, nos quadros de carência de vitaminas, podemos citar a falta de ferro ou de vitamina doenças da medula óssea, podemos citar a leucemia ou a síndrome mielodisplásica. Já nas doenças que causam anemia por outros mecanismos, citamos as diversas doenças reumatológicas e infecciosas, a insuficiência renal crônica ou as alterações de forma de classificar a anemia é pelas causas. Nosso sangue é fabricado diariamente em nossa medula óssea. A cada segundo, são produzidos e destruídos quase 2,5 milhões de glóbulos vermelhos. Para fabricar cada hemácia, é necessária a integridade da medula óssea e nutrientes adequados. Boa parte desses nutrientes vêm dos glóbulos vermelhos diariamente destruídos, depois de circularem por 4 meses no organismo, com seus componentes quase que integralmente da medula óssea e dos nutrientes, é necessária uma estimulação adequada da medula por substâncias que informam as necessidades de oxigênio do nosso corpo. A mais importante é a eritropoietina, produzida em nossos integridade de nossa circulação também é fundamental. Ou seja, se os glóbulos vermelhos são perdidos por sangramento, por exemplo, também podemos ter uma baixa na hemoglobina. As causas da anemia podem ser divididas em Não produção de células sanguíneas vermelhas suficientes pelo corpo; Sangramentos, que fazem com que você perca glóbulos vermelhos mais rapidamente do que eles podem ser substituídos; Destruição dos glóbulos vermelhos anemias hemolíticas. Essa é a forma mais comum de anemia. Pode ocorrer especialmente pela falta de nutrientes, como o ferro, mas também por interrupção da produção da medula óssea e falta de eritropoietina, que pode ser ocasionada por insuficiência dos rins ou doenças inflamatórias, autoimunes ou infecciosas. Anemia ferropriva é o tipo de anemia decorrente da deficiência de ferro dentro do organismo levando à uma diminuição da produção, tamanho e teor de hemoglobina dos glóbulos vermelhos, hemácias. O ferro é essencial para a produção dos glóbulos vermelhos e seus níveis baixos no sangue comprometem toda cascata de produção das hemácias. Na anemia por deficiência de vitamina B12, ocorre baixa contagem de hemácias devido a pouca quantidade dessa vitamina no causadas por deficiência de vitamina B12 ou de ácido fólico, no geral, são chamadas de anemias megaloblásticas. Já a deficiência de vitamina B12 causada por falha de nosso organismo em obtê-la é chamada de anemia perniciosa. A anemia perniciosa é um tipo de doença autoimune que ataca os mecanismos normais de obtenção de vitaminas B12 dos alimentos. Nessa doença, apesar de você se alimentar adequadamente, a vitamina não consegue entrar em nosso corpo. Mais raramente, a deficiência de vitamina B12 pode resultar de uma dieta deficiente desta vitamina, que é encontrada principalmente em carnes, ovos e leite. Esse é um problema mais comum em vegetarianos e veganos. A anemia aplástica é uma condição rara, com risco de morte, que ocorre quando a medula óssea é destruída e não consegue produzir a quantidade suficiente de glóbulos vermelhos e das demais células sanguíneas fundamentais para o nosso organismo, como os glóbulos brancos e as doença, a medula óssea normal acaba sendo substituída por gordura, que não produz as células adequadamente. Na maior parte dos pacientes, é causada por um mecanismo autoimune, que pode ser disparado por infecções, outras doenças autoimunes e exposição a produtos químicos tóxicos. A doença pode se manifestar de diferentes formas e intensidades. Algumas doenças podem afetar a capacidade do corpo de fazer glóbulos vermelhos. Por exemplo, alguns pacientes com doença renal desenvolvem anemia por falta da eritropoietina, não conseguindo sinalizar a medula óssea que ela deveria fazer novos ou mais glóbulos quimioterapia utilizada para tratar vários tipos de câncer também prejudica a capacidade do corpo de fazer novos glóbulos vermelhos, podendo causar a anemia. Em pessoas saudáveis, os glóbulos vermelhos vivem cerca de 120 dias antes de serem descartados pelo organismo. Na anemia hemolítica, os glóbulos vermelhos no sangue são destruídos antes do tempo normal, sem dar tempo de serem repostos pela medula óssea. A anemia hemolítica também tem sua forma autoimune, que ocorre quando o sistema imunológico identifica erroneamente seus próprios glóbulos vermelhos como corpos estranhos, desenvolvendo anticorpos que atacam as hemácias, destruindo-as muito prematuramente. A anemia falciforme é um tipo de doença hemolítica hereditária passa dos pais para os filhos, caracterizada pela alteração dos glóbulos vermelhos do sangue, tornando-os parecidos com uma foice, daí o nome falciforme. Essas células têm sua membrana alterada e rompem-se mais facilmente, causando importante não confundir a anemia falciforme com a anemia ferropriva, causada por deficiência de ferro. A segunda é muito mais comum estima-se que 90% das anemias sejam causadas por carência de ferro. Nesse tipo de anemia, estão incluídas as anemias por perdas agudas, como as que acontecem em um acidente ou em hemorragias. As perdas crônicas podem ser bem enganadoras, porque acontecem lentamente, passando pouco percebidas e permitindo que nosso corpo se adapte à baixa da hemoglobina, que às vezes pode ser bem desse tipo de anemia ocorrem em adolescentes e mulheres jovens, em que a menstruação pode ter um fluxo excessivo. Há também pequenas perdas crônicas, que podem acontecer por câncer de intestino, por exemplo. Essas perdas crônicas levam a uma baixa de hemoglobina por deficiência de sintomas de anemia são inespecíficos, necessitando-se de exames laboratoriais sangue para que seja confirmado o diagnóstico. Entretanto, os principais sinais físicos da anemia são Fadiga generalizada; Anorexia falta de apetite; Palidez de pele e mucosas parte interna do olho, gengivas; Olhos amarelados nas anemias hemolíticas; Menor disposição para o trabalho; Dificuldade de aprendizagem nas crianças; Falta de ar; Tontura; Dor no peito; Mãos e pés frios; Dor de cabeça; Apatia crianças muito "paradas"; Vontade de comer substâncias não alimentares, como gelo ou arroz cru; Formigamento nas mãos e pés. Para o diagnóstico da anemia, é necessário recorrer aos indicadores laboratoriais hematológicos. O nível baixo de hemoglobina é um dos indicadores que tem sido amplamente utilizado em inquéritos epidemiológicos para anemia, além de ser considerado adequado num diagnóstico preliminar para levantamentos em indivíduo está com anemia quando Mulheres hemoglobina menor que 12g/dl; Homens hemoglobina menor que 13g/d; Crianças de 6 a 60 meses hemoglobina abaixo de 11,0 g/dl; Grávidas hemoglobina abaixo de 11,0 g/dl. Nas anemias adquiridas, existem situações que podem colocar você em um maior risco de desenvolver o problema, como Ter uma dieta com baixas quantidades em ferro, vitamina B12 e ácido fólico aumenta o risco de anemia. Esse risco é bem maior em pessoas com necessidade maior de ferro, como crianças em crescimento e gestantes. Um adulto com carência de ferro ou vitamina B12 deve ser investigado por médico antes de se atribuir anemia a falha da dieta. Ter uma desordem intestinal que afeta a absorção de nutrientes no intestino delgado - como doença de Crohn e doença celíaca - coloca você em risco de anemia. Em geral, as mulheres que não chegaram ainda na menopausa apresentam maior risco de anemia ferropriva do que homens e mulheres na pós-menopausa. Isso porque a menstruação causa a perda de glóbulos vermelhos. Se você está grávida e não está tomando um multivitamínico com ácido fólico, você pode estar com um risco aumentado de anemia. Se você tem câncer como mielofibrose, insuficiência renal ou outra condição crônica, você pode estar em risco de anemia. Essas condições podem levar a uma escassez de glóbulos vermelhos. Cirurgias que removem o estômago ou duodeno e cirurgia bariátrica diminuem a capacidade de absorção da vitamina B12 e do ferro. Todo paciente que fará esse tipo de procedimento tem de ser preparado e depois acompanhado para impedir anemia no pós-operatório. Esta tem sido uma causa emergente de anemia por deficiência de ferro ou vitamina exames mais apropriados são Exame físico durante a consulta para analisar os sintomas; Hemograma completo detecta se a taxa de hemoglobina está baixa e se o formato dos glóbulos vermelhos está alterado; Exames laboratoriais para analisar a deficiência de vitaminas. Se você receber um diagnóstico de anemia, seu médico pode solicitar testes adicionais para determinar o tipo da anemia. Uma vez apresentando quadro de cansaço, fraqueza, indisposição, amarelamento de pele e mucosas, o paciente deve procurar o médico para um diagnóstico adequado e, se necessário, procurar um médico que podem diagnosticar a anemia são Clínico geral Hematologista Endocrinologista O tratamento da anemia depende da causa e do tipo. O tratamento para esta forma de anemia geralmente envolve tomar suplementos de ferro e fazer mudanças na dieta. Apesar da dieta em si poder ser uma causa, a deficiência de ferro é mais frequentemente causada por menstruações excessivas e sangramentos intestinais, sendo uma pista para condições que podem ser tratadas mais cedo, como cânceres a causa subjacente da deficiência de ferro é perda de sangue - além da menstruação - a fonte do sangramento deve ser localizada e interrompida. Isso pode envolver uma cirurgia. O tratamento de ácido fólico e deficiência de B12 envolve suplementos dietéticos e aumenta esses nutrientes em sua o seu sistema digestivo tiver problemas para absorver a vitamina B12 dos alimentos que você come, você pode precisar de injeções de vitamina B12. No início, você pode receber os injeções todos os dias. Eventualmente, você precisará tomar apenas uma vez por mês, o que pode continuar para a vida, dependendo da sua situação. O tratamento para esta anemia pode incluir transfusões de sangue para aumentar os níveis de glóbulos vermelhos. Você pode precisar de um transplante de medula óssea, caso ela esteja doente e não consiga produzir células sanguíneas saudáveis. O tratamento de anemias hemolíticas inclui tratar infecções relacionadas e tomar medicamentos que suprimem seu sistema imunológico, o que pode estar atacando seus glóbulos da gravidade da sua anemia, pode ser necessária uma transfusão de sangue ou plasmaférese. A plasmaférese é um tipo de procedimento de filtragem de sangue. Em certos casos, a remoção do baço pode ser útil. O diagnóstico correto é essencial para o melhor tratamento. O tratamento para esta anemia pode incluir a administração de oxigênio, medicamentos para aliviar a dor e fluídos orais e intravenosos para reduzir a dor e prevenir complicações. Os médicos também podem recomendar transfusões de sangue, suplementos de ácido fólico e medicamento chamado hidroxiureia Droxia, Hydrea, originalmente usado contra alguns tipos de câncer, é usado para tratar a maior parte dos pacientes com anemia falciforme. Recentemente, a reposição de glutamina também foi aprovada para o tratamento desta transplante de medula óssea também pode ser um tratamento eficaz em algumas circunstâncias, especialmente na infância ou adolescência. A alimentação é primordial para a prevenção e tratamento da anemia. Portanto, encaixar substâncias como vitamina A, ferro e ácido fólico no cardápio acaba se tornando um passo essencial para a manutenção de nossa saúde. Você pode encontrar estes componentes em alimentos como Carne vermelha; Verduras de folhas escuras e leguminosas; Alimentos alaranjados; Ovos. Confira outros alimentos para reduzir os impactos da anemia, e por que eles são importantes para o organismo. Os medicamentos mais usados para o tratamento de anemia são Combiron Combiron Fólico Ferronil Hemax Eritron Hemogenin Neutrofer Noripurum EV Noripurum Fólico Prednisolona Prednisona. Somente um médico pode dizer qual o medicamento mais indicado para o seu caso, bem como a dosagem correta e a duração do tratamento. Siga sempre à risca as orientações do seu médico e NUNCA se interrompa o uso do medicamento sem consultar um médico antes e, se tomá-lo mais de uma vez ou em quantidades muito maiores do que a prescrita, siga as instruções na anemias adquiridas geralmente têm cura – principalmente as mais comuns baixa ingestão ou perda aumentada de ferro e deficiência de absorção de vitamina B12. As que ocorrem devido a outras causas problemas em rins ou doenças reumatológicas são tratadas indiretamente, uma vez que o tratamento destes problemas acaba por resolver a as anemias que são causadas por problemas na medula óssea, por terem quadros mais complexos, e as anemias hereditárias, por serem de causa genética, necessitam de tratamentos mais causas mais comuns de anemia podem ser prevenidas com dieta balanceada e equilibrada e com acompanhamento médico conviver bem com anemia, é preciso seguir à risca as orientações médicas, promovendo as alterações exigidas na dieta e tomando os suplementos conforme tratamento, a anemia pode causar muitos problemas de saúde, tais como Quando a anemia é grave o suficiente, você pode estar tão cansado que não pode completar tarefas diárias. As mulheres grávidas com anemia por deficiência de folato podem ter mais probabilidades de sofrer complicações, como parto prematuro. Em crianças, a anemia está associada ao retardo do crescimento, comprometimento da capacidade de aprendizagem desenvolvimento cognitivo, da coordenação motora e da linguagem; efeitos comportamentais, como a falta de atenção, fadiga, redução da atividade física e da afetividade; assim como uma baixa resistência a infecções. A anemia pode levar a batimentos cardíacos rápidos ou irregulares arritmia. Quando você é anêmico, seu coração deve bombear mais sangue para compensar a falta de oxigênio nas células. Isso pode levar a um coração aumentado ou insuficiência cardíaca. Qualquer anemia não tratada adequadamente pode causar até a morte do paciente. A anemia ferropriva, que atinge mais de 1 bilhão de pessoas no planeta, esteve ligada a quase mortes no mundo em da Saúde Dr. Sergio Augusto Buzian Brasil, médico hematologista do Hospital Santa PaulaMayo Clinic American Society of HematologyDra. Mary Vieira Pedroso, médica hematologista da Rede de Hospitais São Camilo de São Guilherme Henrique Hencklain Fonseca, médico hematologista do Hospital Santa Paula
Penyakitini dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki berusia antara 10 sampai 30 tahun. Biasanya apendisitis disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh hiperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau neoplasma.
A anemia é marcada pela falta de hemoglobina no sangue. Foto GI/Getty Images Publicidade A anemia é definida como uma deficiência nos níveis de hemoglobina, uma proteína dos glóbulos vermelhos ou hemácias do sangue que ajuda a transportar o oxigênio pelo organismo. Como consequência, diferentes tecidos e órgãos do corpo sofrem com a falta de oxigenação, o que pode gerar diferentes sintomas. O tratamento depende do tipo e da gravidade do problema — e vai desde a suplementação de ferro ou vitaminas do complexo B até o transplante de medula óssea. Na maioria das vezes, a anemia é consequência de uma doença ou carência nutricional, e não uma enfermidade em si. +LEIA TAMBÉM Para que serve a ivermectina Sintomas de anemia Os mais frequentes são Palidez da pele e mucosas Cansaço Falta de apetite Dor de cabeça Tontura Falta de ar Dor no peito Vontade de comer coisas estranhas gelo, terra… No caso das crianças, dificuldade de aprendizado e concentração Como esses sinais são comuns a vários outros quadros, só exames mais detalhados definem a anemia. Tipos de anemia Eles são definidos pela causa da anemia — embora os sintomas se assemelhem bastante entre um e outro. Confira os principais Anemia ferropriva é provocada pela carência de ferro, um mineral que integra a hemoglobina e ajuda na produção das hemácias. É o tipo mais comum de anemia no mundo todo. “Ela surge devido a ingestão inadequada de ferro, principalmente na infância, adolescência e gravidez”, explica o hematologista Fernando Ferreira Costa, coordenador do comitê de glóbulos vermelhos e de ferro da Associação Brasileira de Hematologia, Hemoterapia e Terapia Celular ABHH. Anemias por deficiência de vitamina B12 e ácido fólico “Essas vitaminas do complexo B são importantes para a manutenção do DNA. Sem elas, o paciente não consegue fazer as células da medula óssea se dividirem para formarem os glóbulos vermelhos”, informa Costa. Quando a falta desses nutrientes é causada pela dieta inadequada, dá-se o nome de anemia megaloblástica. Porém, algumas pessoas possuem uma doença autoimune que as impede de absorver essas vitaminas pela alimentação. Se isso culminar em redução das hemoglobinas, estamos diante da anemia perniciosa. Anemia aplástica essa é uma doença autoimune marcada pela redução na produção de diferentes constituintes do sangue. Ela pode ser hereditária ou, mais comumente, disparada por certas infecções HIV, hepatite, vírus Epstein Barr… ou exposição a produtos químicos tóxicos. Essa versão de anemia acarreta sintomas específicos, como sangramentos involuntários constantes e manchas roxas pelo corpo. Anemia hemolítica “Em pessoas saudáveis, os glóbulos vermelhos vivem, em média, 120 dias. Na anemia hemolítica, o tempo é reduzido para dez a 20 dias”, compara Costa. Essas células são destruídas pelos próprios anticorpos do corpo, seja em decorrência de uma doença autoimune, seja pela ação de medicamentos e reações à transfusão de sangue. Continua após a publicidade Anemia falciforme é um tipo de anemia hemolítica hereditária. A hemoglobina dos pacientes com essa doença tem um formato diferente, que acaba se destruindo com mais facilidade. Eles sentem dor no corpo e correm maior risco de infecções. Quais são os fatores de risco Herança genética Crianças e adolescentes em fase de crescimento Gestantes Idosos Mulheres com fluxo menstrual intenso Pessoas que seguem dietas restritivas ou pobres em nutrientes pessoas vegetarianas ou veganas devem conversar com profissionais Pacientes com doenças crônicas, autoimunes ou que causam sangramentos Como é o diagnóstico A identificação da anemia se baseia principalmente na história do paciente e em um hemograma, o popular exame de sangue. “Mas também precisamos identificar o tipo e as razões da anemia. É necessário saber o porquê de ela ter aparecido”, pontua Costa. Isso pode exigir testes complementares. Definir a versão de anemia nem sempre é fácil. Casos complexos em geral precisam ser encaminhados para um hematologista. A anemia tem cura? Como funciona o tratamento As anemias provocadas por desajustes na alimentação são facilmente tratáveis com suplementação por via oral ou injetável, que sempre deve ser recomendada por um especialista. Em paralelo, a pessoa será orientada a acertar sua dieta. Se o aporte de ferro ou de vitaminas do complexo B for normalizado, pronto a anemia tende a desaparecer. Já outras situações envolvem tratamentos mais delicados. “Para lidar com a aplástica, por exemplo, temos que fazer um transplante de medula óssea 100% compatível”, avisa Costa. “Na falciforme, a terapia básica se inicia nos primeiros anos de vida com o intuito de prevenir complicações e infecções. São aplicadas vacinas e antibióticos profiláticos”, acrescenta o expert. O paciente precisa de um acompanhamento multiprofissional por toda a vida. Como prevenir a anemia As anemias com razões autoimunes e hereditárias, infelizmente, não são preveníveis. Mas as geradas por deficiências nutricionais, sim. Para começar, não deixe de investir em uma alimentação rica em ferro, vitamina B12 e ácido fólico. Você encontra esses itens em frutas, verduras, cereais, leguminosas, leite, carnes e ovos. Uma dica para quem não come carne é valorizar as frutas ricas em vitamina C. Essa substância potencializa a absorção do ferro presente nas leguminosas. Os veganos especificamente precisam fazer suplementação de B12, um nutriente encontrado apenas em itens derivados de animais. “Além disso, é importante saber que existem fases da vida nas quais necessitamos de suplementos, sempre sob recomendação médica”, pontua Costa. Na gravidez, o obstetra deve repor o ferro da mulher, pois o feto exigirá uma quantidade maior do mineral. Adolescentes também têm que ficar de olho nos níveis de ferro. Já idosos tendem a sofrer com a carência de B12. Por fim, o aleitamento materno é especialmente importante para evitar a anemia em bebês, especialmente nos com 6 meses de vida ou menos. “Se no primeiro ano a criança não for amamentada, provavelmente precisará de suplemento de ferro. Isso precisa ser avaliado pelo pediatra”, finaliza Costa. Continua após a publicidade Alimentação saudávelAnemiaComplementos alimentares - vitaminasGenéticaGravidezSuplementos alimentaresVegetarianismo A saúde está mudando. O tempo todo. Acompanhe por VEJA SAÚDE e também tenha acesso aos conteúdos digitais de todos os outros títulos Abril* Informação, medicina e ciência para cuidar bem do seu corpo e mente. *Acesso digital ilimitado aos sites e às edições das revistas digitais nos apps Veja, Veja SP, Veja Rio, Veja Saúde, Claudia, Superinteressante, Quatro Rodas, Você SA e Você RH. * Pagamento anual de R$ 96, equivalente a R$ 2 por semana.
Testimonimenurunkan darah tinggi , Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyebab utama dari penyakit jantung dan stroke. Untuk i
Halodoc, Jakarta – Pembuluh darah adalah salah satu organ di dalam tubuh yang bentuknya menyerupai selang. Pembuluh darah memiliki fungsi yang cukup penting pada tubuh yaitu mengatur aliran darah dan menyebarkan darah ke seluruh tubuh. Tidak ada salahnya untuk lakukan pola makan sehat agar terhindar dari gangguan fungsi pembuluh darah, salah satunya penyempitan pembuluh darah. Baca juga Ibu Hamil Berisiko Mengalami Penyumbatan Pembuluh Darah karena Ketuban Namun tidak hanya alami penyempitan, gaya hidup yang kurang sehat juga memicu seseorang alami aterosklerosis atau penyumbatan pembuluh darah. Aterosklerosis umumnya disebabkan penyempitan dan penebalan arteri karena penumpukan plak pada arteri. Tingginya kadar kolesterol, zat lemak, kalsium dan fibrin dapat menyebabkan munculnya plak pada pembuluh darah yang mengakibatkan terhambatnya peredaran darah dan oksigen di dalam tubuh. Hati-Hati Aterosklerosis Sebabkan Iskemia Sebaiknya waspada terhadap komplikasi yang terjadi ketika seseorang alami aterosklerosis, salah satunya adalah iskemia. Iskemia adalah kondisi ketika seseorang mengalami kekurangan suplai darah menuju jaringan dan organ tubuh akibat adanya gangguan pada pembuluh darah. Terhambatnya pasokan darah dan oksigen pada jaringan maupun organ dapat membahayakan pengidapnya. Tidak hanya aterosklerosis, ketahui faktor yang sebabkan seseorang mengalami iskemia, seperti memiliki penyakit tertentu, misalnya penyakit diabetes, hipertensi, hipotensi, kolesterol tinggi, obesitas, celiac, dan gangguan pembekuan darah. Tidak hanya itu, iskemia dapat disebabkan oleh kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, dan jarang melakukan aktivitas fisik atau olahraga. Baca juga 4 Jenis Pemeriksaan Iskemia Berdasarkan Lokasi Terjadinya Ketahui Gejala Iskemia Gejala yang dialami oleh pengidap iskemia berbeda-beda tergantung lokasi penyumbatan pembuluh darah. Iskemia dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, seperti pada jantung, usus, otak hingga pada tungkai. Ketahui gejala yang muncul pada penyumbatan pembuluh darah di berbagai bagian tubuh, yaitu 1. Iskemia pada Jantung Iskemia pada jantung menyebabkan seseorang alami nyeri dada, nyeri pada bagian leher, rahang, dan bahu. Tidak hanya itu, detak jantung menjadi lebih cepat dan alami sesak napas. Kondisi iskemia pada jantung yang tidak segera diatasi dapat mengakibatkan seseorang alami gangguan irama jantung dan serangan jantung. 2. Iskemia pada Usus Ketika arteri pada usus tidak mendapatkan pasokan oksigen yang cukup untuk proses pencernaan kondisi ini dapat sebabkan seseorang alami iskemia pada usus. Adapun gejala yang muncul pada iskemia usus, seperti perut kembung, konstipasi, muntah, dan nyeri perut setelah makan. 3. Iskemia pada Otak Ada beberapa gejala yang dialami oleh seseorang dengan kondisi iskemia pada otak, seperti setengah badan menjadi lumpuh atau lemah, wajah yang tidak menjadi simetris, penurunan kesadaran, pusing, vertigo, dan kehilangan koordinasi tubuh. 4. Iskemia pada Tungkai Ada beberapa gejala yang dirasakan seseorang dengan kondisi iskemia pada tungkai, seperti rasa nyeri yang hebat pada tungkai, kaki menjadi dingin dan lemah, ujung jari menghitam, dan luka pada tungkai yang tidak kunjung sembuh. Baca juga Waspada, Ini Komplikasi Iskemia yang Enggak Ditangani Jangan ragu untuk lakukan pemeriksaan pada rumah sakit terdekat ketika kamu mengalami beberapa gejala yang menjadi tanda dari kondisi iskemia. Pengobatan yang dilakukan memiliki tujuan untuk mengalirkan darah menuju organ yang dituju lebih lancar, sehingga pengobatan untuk kondisi iskemia disesuaikan dengan bagian yang mengalami penyumbatan aliran darah. Referensi Web MD. Diakses pada 2019. What Is Ischemia Healthline. Diakses pada 2019. Atherosclerosis
Translationsin context of "PENYUMBATAN ARTERI" in malay-english. HERE are many translated example sentences containing "PENYUMBATAN ARTERI" - malay-english translations and search engine for malay translations.
Arti kata, ejaan, dan contoh penggunaan kata "iskemia" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI. iskemia /iskémia/ n Dok anemia lokal yg disebabkan oleh penyumbatan arteri yg membawa darah Bantuan Penjelasan Simbol a Adjektiva, Merupakan Bentuk Kata Sifat v Verba, Merupakan Bentuk Kata Kerja n Merupakan Bentuk Kata benda ki Merupakan Bentuk Kata kiasan pron kata yang meliputi kata ganti, kata tunjuk, atau kata tanya cak Bentuk kata percakapan tidak baku ark Arkais, Bentuk kata yang tidak lazim digunakan adv Adverbia, kata yang menjelaskan verba, adjektiva, adverbia lain - Pengganti kata "iskemia" Kosakata Populer Sedang Dilihat Informasi Tentang Situs Merupakan situs penyedia data mengenai arti kata atau istilah dan cara pengejaannya beserta contoh kalimat yang disadur dari "Kamus Besar Bahasa Indonesia" atau yang biasa disingkat dengan KBBI. Tidak seperti beberapa situs web yang sama, kami mencoba untuk menyediakan berbagai fitur lain, seperti kecepatan akses, menampilkan dengan berbagai membedakan warna untuk jenis kata, tampilan yang tepat untuk semua web browser kedua komputer desktop, laptop dan ponsel pintar dan seterusnya. Fitur lengkap dapat dibaca di bagian fitur Online KBBI. Arti kata seperti kata "iskemia" di atas ditampilkan dalam warna yang membuatnya mudah untuk mencari entri dan sub-tema. Berikut adalah beberapa penjelasan Jenis kata atau Deskripsi istilah-istilah seperti n kata benda, v kata kerja dalam merah muda pink dengan menggarisbawahi titik. Arahkan mouse untuk melihat informasi tidak semuanya telah dijelaskan Makna 1, 2, 3 dan seterusnya ditandai dalam huruf tebal dengan latar belakang lingkaran Contoh penggunaan entri / sub entri yang ditandai dengan warna biru Contoh dalam Amsal ditandai di orange Ketika mengeklik hasil dari "Loading" daftar, hasil yang sesuai dengan kata Cari akan ditandai dengan latar belakang kuning Menampilkan hasil yang baik dalam kata-kata dasar dan derivatif, dan makna dan definisi akan ditampilkan tanpa harus kembali men-download data dari server Link cukup Permalink / Link indah dan mudah diingat untuk definisi kata, misalnya Kata 'teknologi' akan memiliki link di Kata 'konservatif' akan memiliki link di Kata 'rukun' akan memiliki link di Contoh Kata yang Mirip dengan kata "iskemia" yaitu iskemia • palit • komik • wiwaha • luput • pending • rombak • starter • tenteng • absorpsiometer • albuginea • tresna • kategori • pepek • pidada • kompor • pekong • testosteron • sukar • dongkrak • sahabat • eks • introspeksi • produktif • V • tukang • sangu • decup • wisuda • sirene dll Sehingga link ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam menulis, baik pada jaringan dan di luar dikembangkan dengan konsep desain responsif, berarti bahwa penampilan website situs dari KBBI akan cocok di berbagai media, seperti smartphones Tablet pc, iPad, iPhone, Tab, termasuk komputer dan netbook / laptop. Tampilan web akan menyesuaikan dengan ukuran layar yang tambahan baru di luar KBBI edisi IIIMenulis singkatan di bagian definisi seperti yang, dengan, dl, tt, dp, dr dan lain-lain ditulis secara penuh, tidak seperti yang ditemukan di KBBI PusatBahasa.✔ Informasi tambahanTidak semua hasil pencarian, terutama jika kata yang dicari terdiri dari 2 atau 3 surat, semua akan ditampilkan. Jika hasil pencarian dari "Loading" daftar sangat besar, hasil yang dapat langsung diklik pada akan terbatas jumlahnya. Selain itu, untuk beberapa kata pencarian, sistem akan hanya mencari kata-kata yang terdiri dari 4 huruf atau lebih. Misalnya apa yang dicari adalah "water, minyak, dissolve", sehingga hasil pencarian yang akan ditampilkan adalah minyak dan membubarkan beberapa kata pencarian dapat dilakukan dengan memisahkan setiap kata dengan tanda koma, misalnya mengajar, program, komputer untuk menemukan kata-kata pengajaran, program dan komputer. Jika ditemukan, hasil utama akan ditampilkan dalam "base words" kolom dan hasil dalam bentuk kata-kata turunan akan ditampilkan dalam "Loading" kolom. Ini banyak kata pencarian akan hanya mencari kata-kata dengan minimal 4 Surat panjang, jika sebuah kata yang 2 atau 3 Surat panjang, kata akan data arti kata yang terdapat di website ini merupakan hak cipta dari situs resmi KBBI yang beralamat di Jika anda menemukan padanan kata atau arti kata yang menurut anda tidak sesuai atau tidak benar, maka anda dapat menghubungi ke pihak Badan Bahasa KEMDIKBUD untuk memberikan kritik atau saran Berikut adalah informasi kontak dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta Timur. Telepon 021 4706287, 4706288, 4896558, 4894546. Faksimile 021 4750407 Email [email protected]
JawabanTTS dari 'anemia lokal yang disebabkan penyumbatan arteri' : Pertanyaan Jawaban; Anemia lokal yang disebabkan penyumbatan arteri: Iskemia: Pertanyaan TTS Terkait. liver merek obat anemia pembuluh darah arteri kecil arteri terbesar dalam tubuh manusia arteri paling besar dalam tubuh manusia.
Pada kebanyakan kasus, penyebab kekurangan sel darah merah yang menandakan anemia adalah kurangnya kadar hemoglobin dalam darah. Hemoglobin adalah protein khusus yang bertugas mengikat oksigen dan nutrisi penting pada sel-sel darah merah untuk kemudian dialirkan ke seluruh tubuh. Protein ini juga berfungsi memberikan warna merah pada darah. Faktor apa saja yang membuat Anda berisiko mengalami anemia? Anemia adalah masalah kesehatan yang sangat umum. Kondisi yang juga dikenal dengan kurang darah ini terjadi setidaknya pada lebih dari 1,6 miliar orang di dunia. Wanita, baik yang remaja maupun dewasa, serta orang-orang dengan penyakit kronis tertentu memiliki risiko yang lebih tinggi terkena kondisi ini. Penyebab utama anemia adalah kurangnya sel darah merah. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan kondisi anemia sebagaimana dikutip dari Mayo Clinic, yaitu 1. Kurang asupan gizi Faktor risiko penyebab anemia yang paling umum adalah kekurangan gizi. Beberapa vitamin atau mineral tertentu punya peran penting untuk membantu tubuh membuat sel darah merah, seperti zat besi, asam folat vitamin B9, dan vitamin B12. Mencukupi asupan makanan kaya zat besi penting agar tubuh mampu memproduksi hemoglobin. Tanpa zat besi yang cukup, Anda dapat mengalami gejala anemia defisiensi besi. Sementara itu, kurang asupan vitamin B dapat memicu gejala anemia defisiensi folat dan B12. Baik asam folat B9 dan vitamin B12 sama penting untuk membantu proses pembentukan keping sel darah merah yang mengandung oksigen. Keduanya juga penting untuk memastikan kelancaran transportasi sel darah merah untuk mengalirkan oksigen dalam jumlah cukup ke seluruh tubuh. Apabila jumlah sel darah merah kurang, jaringan dan organ tubuh tidak dapat bekerja dengan baik. Akibatnya, oksigen yang dibawa sel darah ke seluruh tubuh menjadi terlalu sedikit. Anda pun merasa pusing, lemas, dan pucat. 2. Gangguan pencernaan Memiliki gangguan atau penyakit yang memengaruhi proses cerna dan penyerapan nutrisi dapat menjadi salah satu penyebab anemia, seperti penyakit Celiac. Penyakit ini menyebabkan kerusakan pada usus kecil yang berfungsi menyerap gizi dari makanan untuk disalurkan ke seluruh tubuh. Kerusakan usus kecil ini tentu akan memengaruhi penyerapan zat besi, folat, dan vitamin B12 yang membantu proses pembentukan sel darah merah. 3. Jenis kelamin Wanita memiliki kadar hemoglobin dan hematokrit lebih rendah ketimbang pria. Pada pria sehat, kadar hemoglobin normal adalah sekitar 14-18 g/dL dan hematokritnya 38,5-50 persen. Sementara itu, pada perempuan sehat, kadar normal hemoglobinnya bisa sekitar 12-16 g/dL dan hematokrit sebesar 34,9-44,5 persen. Perbedaan inilah yang membuat wanita lebih rentan mengalami anemia daripada laki-laki. Selain itu, kebutuhan zat besi wanita lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Perempuan membutuhkan asupan zat besi yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Tabel Angka Kecukupan Gizi AKG mengatakan bahwa kebutuhan zat besi remaja perempuan usia 13-29 tahun adalah 26 mg, angka ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan laki-laki seusianya. Remaja perempuan yang sedang dalam masa puber pun butuh lebih banyak asupan zat besi daripada anak laki-laki puber. Jika tidak tercukupi, kondisi-kondisi ini membuat wanita berisiko mengalami kekurangan zat besi, yang dapat berkembang menjadi anemia. 4. Menstruasi berat Menstruasi berat atau menorrhagia dapat menjadi penyebab terjadinya anemia pada remaja wanita dan dewasa. Pada perempuan, asupan zat besi tidak hanya digunakan untuk mendukung pertumbuhan, tetapi juga digunakan untuk mengganti zat besinya yang hilang karena menstruasi setiap bulannya. Ketika haid berlangsung lebih lama dan darah yang keluar juga lebih banyak dari biasanya, Anda berisiko mengalami kekurangan darah. Ini karena volume darah yang terbuang cenderung lebih banyak daripada yang dihasilkan. Kondisi ini menimbulkan tanda dan gejala anemia, termasuk kulit pucat dan gampang lelah. 5. Kehamilan Hamil juga bisa menjadi salah satu faktor risiko Anda didiagnosis anemia. Pada saat hamil, otomatis tubuh ibu akan menghasilkan sel darah lebih banyak untuk mendukung pertumbuhan bayi. Jika ibu hamil tidak bisa mencukupi asupan makanan kaya zat besi, asam folat, atau nutrisi lainnya, sel darah merah yang dihasilkan tubuh akan lebih sedikit dari seharusnya. Ini adalah penyebab utama munculnya anemia pada ibu hamil. Proses persalinan dan masa nifas juga membuat wanita kehilangan banyak darah, sehingga membuatnya lebih rentan kena anemia dibandingkan pria. Semakin sering hamil dan bersalin, semakin besar kemungkinan wanita untuk mengalami anemia kronis. 6. Penyakit kronis Penyakit kronis dapat menjadi salah satu faktor risiko penyebab anemia. Penyakit kronis dapat menyebabkan perubahan pada sistem tubuh untuk memproduksi sel darah merah yang sehat. Kondisi ini menyebabkan produksi sel darah merah terhambat, sel darah merah yang lebih cepat mati, atau justru gagal sama sekali. Beberapa penyakit kronis yang berpotensi menyebabkan anemia, antara lain Penyakit ginjal Infeksi dan inflamasi kronis Kanker 7. Trauma luka atau habis operasi Kecelakaan, trauma, atau operasi dapat menjadi penyebab anemia pada beberapa orang. Trauma atau operasi dapat menyebabkan tubuh kehilangan darah banyak. Alhasil, simpanan darah dan zat besi dalam tubuh akan terbuang. Anda pun dapat mengalami anemia defisiensi besi karena kekurangan zat besi. 8. Riwayat keluarga Punya anggota keluarga yang mengalami anemia akan meningkatkan risiko Anda mengalaminya juga. Salah satu jenis anemia yang rentan diturunkan dalam silsilah keluarga adalah anemia sel sabit. Penyebab anemia sel sabit yaitu struktur hemoglobin dalam darah yang berubah. Ini membuat sel darah merah menjadi lebih cepat mati. Ini hanya bisa terjadi karena diturunkan secara genetik. Jika Anda khawatir akan kondisi kesehatan Anda, silakan periksa gejala yang Anda rasakan di sini.
| Աኦи οքօсዐሹ | Стейо οջынтечи |
|---|
| С ሲψυጷиηеረը | Сруֆэпсիς вአ оցαтሥበէпу |
| Γօሓቱ шሸсаνощ | Усриጇеκ лоቼешιхр |
| Еፂевяδቶ бесуваρи αдև | Աስяንωрсу кιпիкт |
| Քէቹа սα եπሰξοξецፓ | Боኑኔпсо ενጲ аኀэլеբէн |
. 355 476 407 43 0 23 316 250
anemia lokal yg disebabkan penyumbatan arteri